Jakarta, aktual.com -Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi memutuskan untuk memotong sebesar US$200 juta terhadap dana bantuan kepada negara Timur Tengah, dan mengalihkan kepada proyek prioritas AS lainnya.

Seperti dilansir dari Reuters, Pejabat Senior Kementerian Luar Negeri AS yang tidak mau disebutkan namanya itu, mengatakan awalnya dana terebut diarahkan untuk program bantuan di Tepi Barat dan Gaza, dua wilayah yang diketahui menjadi daerah konflik.

“Kami telah melakukan evaluasi bantuan AS untuk otoritas Palestina di Tepi Barat serta Gaza untuk memastikan dana tersebut dihabiskan sesuai dengan kepentingan nasional AS dan memberikan nilai lebih kepada para pembayar pajak AS,” kata dia, Sabtu (25/8).

Sementara itu, pengumuman tersebut muncul pada saat kepemimpinan Palestina memboikot keputusan AS yang menjadikan Yerusalem sebagai Ibu kota Israel.

Status Yerusalem, rumah bagi situs-situs suci bagi agama Islam, Yahudi, dan Kristen, adalah salah satu hambatan terbesar bagi perjanjian damai antara Israel dan Palestina.

Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara. Di sisi lain, Israel menyatakan Yerusalem adalah ibu kotanya yang abadi dan tidak terpisahkan.

Untuk diketahui, Menantu dan penasehat senior Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, memimpin upaya untuk membuat rencana perdamaian dalam upaya memulai kembali negosiasi antara Israel dan Palestina untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama beberapa dekade.

Namun, keputusan tentang kapan inisiatif ini akan diluncurkan masih belum dilakukan.

Dan tentunya, kebijakan ini diperkirakan memperburuk situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. “Setidaknya, lebih dari 2 juta orang Palestina berada di Jalur Gaza dan dalam kondisi ekonomi yang sangat buruk.”

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang