Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, bersama sejumlah pejabat Kemenlu, mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/9). Raker tersebut membahas hasil diplomasi Menlu ke Myanmar dan Bangladesh terkait penyelesaian permasalahan Rohingya. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Timor Leste Aurelio Sergio Guterres menghasilkan kesepakatan mempercepat penyelesaian negosiasi perbatasan darat antarkedua negara.

Pertemuan bilateral antara Menlu Retno Marsudi dan Menlu Aurelio Guterres itu dilakukan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Rabu (31/1).

Dalam pertemuan itu, kedua menteri luar negeri sepakat agar kedua negara segera menyelesaikan negosiasi dua segmen batas darat yang belum terselesaikan selama ini.

Negosiasi dua titik perbatasan darat yang belum terselesaikan antara Indonesia dan Timor Leste itu adalah di Noel Besi-Citrana dan Bijael Sunan-Oben.

“Kami membahas isu perbatasan dan kami sepakat untuk lebih mengintensifkan komunikasi dan negosiasi untuk dua ‘unresolved segment’ di Noel Besi-Citrana dan Bijael Sunan-Oben. Untuk itu, ‘joint border committee’ dapat segera melakukan pertemuan kembali dalam waktu dekat,” ujar Menlu Retno.

Menurut Menlu RI, negosiasi perbatasan darat antara Indonesia dan Timor Leste itu memang sempat terhenti karena Timor Leste sedang fokus melaksanakan pemilihan umum.

“Sekarang kita ingin perundingan itu segera dilakukan kembali, khususnya untuk batas darat, tinggal sedikit. Hanya tinggal dua segmen. Kami harap tahun ini perundingan itu bisa diselesaikan,” ucap Retno.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia memberikan perhatian terhadap pembangunan di wilayah perbatasan, termasuk perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste.

Untuk itu, kedua negara sepakat membangun jalan dan jembatan yang akan meningkatkan arus orang dan barang yang akan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di perbatasan kedua negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka