Jakarta, Aktual.co — Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam, Ermanto, mengatakan bahwa DKP Kabupaten Agam akan memberikan bantuan alat berat untuk membuat lubang tempat penguburan bangkai ikan itu.
“Kita akan mengerahkan satu unit eskavator milik DKP Kabupaten Agam, apabila petani mengubur bangkai ikan itu, agar udara di sekitar tidak tercemar,” kata dia, Selasa (30/12).
Seratus ton ikan jenis nila dan mas siap panen ini mati akibat curah hujan terlalu tinggi melanda daerah itu pada Kamis (25/12), sehingga oksigen di perairan menjadi kosong.
Untuk mengatasi kerugian cukup besar, pihaknya mengimbau petani untuk melakukan panen dini, mengurangi memberi pakan dan lainnya.
Sebelumnya, bau tidak sedap mulai menyengat pasca kematian ribuan ekor ikan atau sekitar 100 ton keramba jaring apung milik petani di Danau Maninjau, Nagari Bayua dan Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
Salah seorang warga Bayua, Al Amin (27), mengatakan bau tidak sedap ini mulai dirasakan warga Nagari Bayua dan Maninjau semenjak Senin (29/12), karena saat itu bangkai ikan mulai mengapung ke permukaan Danau Maninjau.
“Saat ini sebagian bangkai ikan masih mengapung ke permukaan danau dan saya berharap bangkai ikan yang mengapung ini dibersihkan oleh petani, sehingga pengunjung Danau Maninjau menjadi betah,” kata Al Amin.
Pada awal 2014, Danau Maninjau merupakan tujuan wisatawan nusantara. Dengan kondisi sekarang, pengunjung tidak betah berada di Danau Maninjau.

Artikel ini ditulis oleh: