Solo, aktual.com – Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Solo Raya melakukan aksi dan sempat ricuh saat berupaya menerobos kawat berduri di depan Kantor DPRD Kota Surakarta, Selasa (24/9).

Ribuan mahasiswa tersebut menerobos kawat berduri yang dipasang dari kepolisian, dan kemudian merusak pagar besi kantor DPRD Kota Surakarta, serta melempar botol meneral maupun batu ke arah aparat keamanan.

Namun, aparat keamanan gabungan, baik dari Polres Kota Surakarta dan TNI yang siap langsung dapat mendorong mundur ribuan mahasiswa tersebut keluar dari halaman kantor DPRD. Polisi juga sempat menembakan gas air mata untuk mendorong pengunjuk rasa mundur dari halaman DPRD.

Ribuan orang mahasiswa tersebut dalam aksinya sebagai momentum rakyat mengugat perintah terkait hak tanah. Selama ini konflik berkaitan dengan tanah masih marak terjadi di negeri ini. Mereka menolak RUU Pertanahan sangat tidak berpihak pada rakyat kecil.

Para mahasiswa tersebut juga menolak RUU kontroversial seperti RUU PKS, RUU dan RUU KUHP yang perlu dikritisi. Dalam RUU KUHP dinilai banyak pasal yang dinilai kontroversial, salah satunya yang berkaitan dengan perempuan korban pemerkosaan.

Menurut Kepala Polres Kota Surakarta AKBP Andy Rifai peristiwa tersebut berawal dari masing-masing elemen mahasiswa yang ada di Solo Raya melaksanakan aksi, dan sudah diamankan dan difasilitasi baik dalam orasi maupun rencana berdialog dengan anggota DPRD.

Perwakilan DPRD sudah ada yang menerima, dan dari mahasiswa mengirim perwakilannya. Yang datang melakukan aksi bukan hanya satu Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM), tetapi dari berbagai macam BEM, sehingga polisi meminta kepada perwakilan masing-masing BEM datang.

Namun, pada pelaksanaan masing-masing BEM tidak semua mengirimkan perwakilannya untuk melakukan negosasi. Ada kerumunan mahasiswa yang memprovokasi dengan melepar botol minuman dan batu ke aparat keamanan.

Pihak aparat kemudian berupaya mendorong mahasiswa, mengamankan dan menetralkan jangan sampai mereka terprovokasi oleh provokator tersebut. Kemudian, dilakukan dialog antara aparat keamanan dan mahasiswa untuk saling menahan diri dan akhirnya situasi bisa dikendalikan.

“Kami sudah memgambil gambarnya untuk menganalisa provokator yang berupaya untuk membuat ricuh pelaksanaan unjuk rasa,” katanya.

Pada kegiatan unjuk rasa mahasiswa tersebut Polresta Surakarta mengerahkan sebanyajk 1.250 persponel bersama anggota TNI. Akhirnya mahasiswa pengunjuk rasa membubarkan diri Selasa petang.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin