Hanya saja, pada saat itu bentuk ogoh-ogoh masih kecil-kecil. Dalam perkembangannya kemudian, boneka raksasa itu dibuat dalam bentuk yang besar.
Nyepi merupakan pergantian tahun baru Hindu yakni tahun Saka. Tahun ini, kalender Hindu memasuki tahun 1939 Saka. Perayaan pergantian tahun diwarnai dengan arak-arakan ogoh-ogoh. Sebelum ogoh-ogoh diarak, sejumlah warga menggelar persembahyangan Tawur Kesanga. Ida Pedanda Gede Telaga dari Griya Gede Telaga Sanur, Denpasar menjelaskan, Tawur Kesanga (Bhuta Yadnya) mempunyai arti dan makna untuk memotivasi manusia secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.
“Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri manusia. Pengertian ini dilontarkan mengingat kata ‘tawur’ berarti mengembalikan atau membayar,” katanya.
“Tawur Kesanga juga bermakna memotivasi keseimbangan jiwa. Sebagaimana kita ketahui, manusia selalu mengambil sumber-sumber alam untuk mempertahankan hidupnya,” pungkasnya.
Sore harinya, warga Bali membunyikan kentongan dan api keliling rumah untuk mengusir pengaruh jahat di dalam rumah. Jika tak memiliki kentongan, bisa pula digunakan sarana lain yang bisa menghasilkan bunyi seperti penggorengan, panci dan lainnya. Ritual ini dilakukan sore hari menjelang Maghrib sebelum ogoh-ogoh diarak keliling kota.
Laporan Bobby Andalan, Bali
Artikel ini ditulis oleh: