Samarinda, Aktual.com – Ribuan pengemudi ojek daring (dalam jaringan) di Kota Samarinda, Kaltim, menggelar demonstrasi di depan DPRD Kaltim guna menuntut persamaan tarif antaraplikator agar terjadi persaingan sehat sesama pengemudi ojek daring.
“Dulu ketika hanya Gojek yang beroperasi di Samarinda, pendapatan kami cukup baik, namun ketika masuk Grab yang biayanya lebih murah sehingga banyak pelanggan kami yang beralih, makanya kami ingin diberlakukan tarif yang sama,” ujar Sekjen Bubuhan Gojek Samarinda Irvan Susanto di Samarinda, Selasa (10/4).
Akibat persaingan usaha ini, kemudian manajemen Gojek juga menurunkan biaya aplikasi namun biayanya justru dibebankan kepada pengemudi yang merupakan mitra kerja aplikator, sehingga pemberlakuan ini jelas menurunkan pendapatan semua pengemudi Gojek.
Dulu, katanya, ketika awal-awal penerapan aplikasi baru dan belum ada pesaing, ketika mengantar penumpang dalam jarak dekat dengan tarif Rp5 ribu, maka pihak manajemen atau aplikator hanya memotong Rp1 ribu sehingga pengemudi masih bisa mengantongi Rp4 ribu.
Namun kini, tambahnya, pemotongan jauh lebih tinggi yang mencapai 50 persen, misalnya untuk mengantar penumpang dengan jarak agak jauh bertarif Rp8 ribu, maka aplikator akan memotong biaya mencapai Rp4 ribu (50 persen), sehingga pengemudi Gojek tinggal hanya menerima separuhnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara