Pihaknya melihat pemotongan penghasilan yang mencapai 50 persen ini karena adanya aplikator lain yang lebih murah memberlakukan tarif, sehingga manajemen Gojek juga tidak mungkin menaikkan tarif, namun membebankan biayanya kepada pengemudi.

Di sisi lain, ia juga mengeluhkan tentang menurunnya pendapatan per hari akibat banyaknya pengemudi ojek yang bergabung ke Gojek maupun Grab, karena dulu di Samarinda hanya ada 4 ribu pengemudi Gojek namun sekarang lebih dari 8 ribu pengemudi.

Sedangkan untuk pengemudi ojek yang tergabung di Grab saat ini jumlahnya ada sekitar 4 ribu orang, sehingga total jumlah pengemudi ojek daring di Samarinda saat ini ada di kisaran 12 ribu orang.

“Dulu kami para Gojek ini dalam sehari bisa mengantongi penghasilan antara Rp400 ribu sampai Rp500 ribu, namun sekarang mencari rezeki Rp80 ribu sehari saja sulit, karena selain jumlah pengemudinya meningkat tajam juga karena pemberlakuan potongan dari aplikator yang terlalu tinggi,” ucap Irvan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara