Yogyakarta, Aktual.com — Fenomena langka gerhana matahari total disambut gembira oleh ribuan warga Yogyakarta, Rabu (9/3) pagi. Pemerintah Kota memusatkan kegiatan pengamatan GMT bersama masyarakat di area Tugu Pal Putih.

Dibawah cuaca cerah tepat di pukul 07.23 WIB pengamatan gerhana matahari total di lokasi diawali dengan hitungan mundur layaknya detik-detik perayaan tahun baru.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang juga berada dilokasi mengajak masyarakat untuk bersyukur, karena Yogyakarta dapat melihat dengan sempurna fenomena alam tersebut. Beberapa kota yang dilintasi justru terjadi hujan.

“Ini adalah kebesaran tuhan yang perlu kita syukuri dan kita menjadi saksi di peristiwa yang bersejarah ini, tataplah ini sebagai peristiwa yang luar biasa dalam hidup kita bersama,” ujar Haryadi di lokasi.

Pihak penyelenggara acara menyediakan layar besar agar masyarakat bisa menyaksikan bentuk gerhana secara sempurna, GMT sendiri tidak dapat disaksikan dengan mata telanjang. Penyelenggara pun memberi gratis kacamata khusus kepada warga yang ada di lokasi.

Ribuan warga yang sudah memadati area Tugu Pal Putih sejak subuh terlihat sangat bersemangat menanti proses GMT ini.

Andreas, salah satu warga yang ikut menyaksikan mengaku bahwa ia ingin memberi edukasi kepada anak-anaknya tentang fenomena gerhana. “Di TV banyak sih ngasih tau apa itu gerhana tapi kalau ini langsung real nya, mumpung sekolah anak libur,” ujar Andreas yang datang bersama keluarga.

Melihat antusiasme warga yang begitu tinggi, pihak keamanan dari Polresta Yogyakarta diterjunkan untuk menjamin kelancaran dan ketertiban kegiatan pengamatan GMT. Pengalihan arus lalu lintas dengan sistem buka-tutup di keempat arah jalan diberlakukan selama kegiatan berlangsung.

“Untuk pengamanan hari spesial ini kita mengambil inisatif mengalihkan arus lalu lintas khususnya yang masuk ke Tugu,” kata petugas.

Perhatian masyarakat Indonesia saat ini memang tertuju pada fenomena GMT yang sedang terjadi, padahal 13 hari kemudian juga akan terjadi fenemona gerhana bulan penumbra, walau jenis gerhana ini sukar untuk diamati.

Diperkirakan, pada 2023 dan 2042 GMT akan muncul kembali di langit Indonesia dengan jalur gerhana yang berbeda. Fenomena GMT tidak hanya disambut dengan kegiatan pengamatan bersama, sejumlah Masjid di berbagai wilayah Provinsi Yogyakarta menggelar ritual shalat gerhana matahari secara berjamaah. Berkah ekonomi pun begitu dirasakan para pedagang dadakan di lokasi pengamatan.

“Alhamdulillah, laris,” ujar Yusuf, penjual balon pernik gerhana yang kesehariannya berjualan di kawasan Malioboro.

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis
Wisnu