Menteri ESDM Sudirman Said (kiri) memberikan sambutan didampingi Sekretaris Parlemen Jerman Uwe Beckmeyer (kanan) usai penandatanganan Komitmen Bersama (Declaration of Intent) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Republik Federal Jerman di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (18/5). Komitmen bersama yang merupakan tindak lanjuti hasil kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jerman tersebut dalam bidang energi bersih dan energi terbarukan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pd/16

Jakarta, aktual.com – Setelah bersitegang dan menuding PT PLN (Persero) menghambat kinerja Kementerian ESDM dalam proyek listrik 35.000 MW lantaran PLN terlambat melakukan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Akhirnya saat ini RUPTL tersebut telah diterima dan ditandatangani oleh Menteri ESDM, Sudirman Said. Bahkan katanya dalam waktu dekat RUPTL tersebut akan dipublikasikan di website Kementerian ESDM.

“RUPTL sudah saya tandatangani dan mungkin sebentar lagi akan dipublikasikan,” kata Sudirman saat ditemui di Kantornya, Rabu (15/6).

Diketahui sebelumnya Sudirman Said pernah menolak dan minta perbaikan revisi RUPTL dari PLN karena di dalam dokumen tersebut tidak dicantumkan proyek High Voltage Direct Current (HVDC) yakni kabel interkoneksi bawah laut Jawa-Sumatera.

“Waktu PLN mengajukan revisi itu, HVDC tidak ada. Itu kita kemudian meminta untuk dikembalikan,” kata Sudirman di Jakarta, Kamis (26/5).

Padahal tegas Sudirman, HVDC merupakan proyek krusial untuk menjaga keseimbangan sistem listrik pada dua pulau Indonesia yang paling padat penduduk. “Kalau kita kan ingin meyakinkan terjadi kesinambungan, kestabilan sistem. Dimana dua pulau paling besar dan paling padat ini bisa terjaga,” pungkasnya.

Untuk diketahui transmisi HVDC Interkoneksi Sumatera-Jawa (ISJ) merupakan proyek kelistrikan strategis. Tujuan pembangunan transmisi yakni pertama; dengan menggunakan teknologi HVDC tersebut akan meningkatkan kemampuan dan keandalan pasokan listrik di Sumatera dan Jawa.

Kedua, mendukung program pemerintah dalam rangka diversifikasi energi pembangkit berbahan bakar non-BBM dengan mengoptimalkan batubara yang melimpah di Pulau Sumatera. Selain itu meningkatkan rasio elektrifikasi di Sumatera dan Jawa. Serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Transmisi HVDC ISJ akan menyalurkan tenaga listrik sebesar 3000 MW dari PLTU Independent Power Producer/IPP (listrik swasta) Sumsel 8, 9 dan 10 ke sistem Sumatera dan Jawa. Panjang keseluruhan transmisi HVDC ISJ 742 km yang meliputi transmisi DC (Direct Current) sepanjang 464 km dan transmisi AC (Alternating Current) 278 km.

Pembangunan Transmisi HVDC ISJ dikerahui akan melewati 4 provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan