Bandung, Aktual.com — Walikota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan pelaku teror yang mudah didoktrin oleh otak teror rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebab, mereka sangat mudah diradikalisasi. Pola pikir yang sempit membuat pelaku mudah dihasut hanya dengan penggalan-penggalan ayat tanpa berfikir kebenaran dan dampak dari yang dilakukannya. Pemahaman negatif yang mudah masuk merupakan dampak dari rendahnya pola pikir pelaku sehingga menjadi target otak-otak teror.

“Mereka (pelaku teror) mudah didoktrin, dikirim penggalan ayat-ayat yang mengandung kemarahan, kemudian ada orang yang memberi tahu caranya meneror, pelaku teror pasti berpikir bahwa jihadnya fisabilillah, tapi ia tidak pernah tahu siapa-siapa saja yang menjadi korbannya,” kata pria yang karib disapa Emil ini, di Bandung, Kamis (28/01) malam.

Pada acara silaturahmi dengan para ulama, organisasi kepemudaan (OKP) dan ormas di rumah dinas walikota bandung, Emil mencontohkan, apa yang dilakukan oleh pelaku teror di Sarinah, Thamrin Jakarta beberapa waktu lalu, korban yang meninggal pasti mempunyai keluarga yang berat ditinggalkan.

“Korban bisa jadi seorang ayah dan seorang suami, lalu apa yang ingin disampaikan oleh pelaku teror, toh yang meninggal orang Indonesia juga,” ucapnya.

Kondisi tersebut, harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk ulama dan tokoh masyarakat lainnya. Menurutnya, semua harus punya kepekaan terhadap lingkungan, seperti para ulama yang tidak hanya mengajarkan ayat-ayat suci semata, namun ikut serta meningkatkan kewaspadaan kepada jemaahnya.

“Lihatlah tetangga di kiri dan di kanan, itu poin saya kepada para ulama, saya menitipkan agar anak-anak kita bisa tenang kalau pergi ke sekolah. Saya percaya Islam itu ramah dan tidak identik dengan hal-hal radikal,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka