Jakarta, Aktual.com – Di tengah tren digitalisasi yang mulai menggurita, perilaku publik ternyata lebih responsif terhadap merek-merek dagang yang terkenal di dunia internet, terutama yang ada di media sosial maupun melalui mesin pencari.
Menurut Tri Raharjo, Chairman TRAS N CO Research, lembaga riset brand dan bisnis, tren digitalisasi telah mengubah perilaku dan kebiasaan konsumen dalam melihat merek dagang.
Sehingga, adanya sikap adaptif terhadap tren perilaku konsumen yang serba digital itu, membuat merek-merek di Indonesia harus melek digital branding agar bisa tetap survive di era perubahan go digital.
“Tren perubahan ini menjadi fenomena yang wajib ditangkap secara serius oleh pengelola brand untuk tetap dapat meng-grab calon konsumen melalui media digital atau internet untuk genjot revenue perusahaan,” tandas Tri dalam keterangan media yang diterima, Minggu (2/10).
Menurut dia, keseriusan dan kecepatan brand membidik konsumen lewat online, berdasar hasil risetnya, ternyata wajib dilakukan. “Dalam riset ini kami mendasarkan pada tiga parameter yaitu, search enggine based (45%), social media based (45%), dan website base (10%),” jelas dia.
Riset yang menjadi dasar untuk Indonesia Digital Popular Brand Award (IDPBA) 2016 dalam segala kategori ini, merupakan suara netizen dalam mencari, membicarakan dan simbol kepercayaan dalam memilih merek atau produk.
Untuk itu, riset ini menyarankan agar brand-brand di Indonesia semakin intens dan serius dalam melakukan digital branding.
“Sehingga bisa menjadi pilihan konsumen dan populer di dunia internet atau di mata para netizen,” papar Tri.
Survei Digital Popular Brand ini dilakukan dari Mei hingga Juli 2016. Jumlah brand yang disurvei sebanyak 1.526 merek dan 230 kategori dengan metodologi internet based survey.
Ada dua kriteria dari hasil riset ini yang menjadi acuan. Pertama, merek-merek yang memperoleh nilai populer minimal 1.000 google search dan mininal final index sebesar 10 persen. Kedua, merek-merek yang menurut hasil survei berada dalam tiga peringkat teratas pada kategori produk bisnisnya.
*Bustomi
Artikel ini ditulis oleh: