Pola pengeluaran di desa-desa kawasan urban berbeda dengan kawasan rural. Pengeluaran masyarakat urban dari kelompok kaya dan menengah sebagian besar dialokasikan untuk konsumsi penanda identitas (social identity) seperti rekreasi, belanja di mall, fashion, termasuk investasi dan asuransi.
Sedangkan, pada masyarakat rural dan urban di kelompok miskin pengeluarannya cenderung dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi harian dan operasional pendidikan.
Dari segi pelayanan publik (dasar), Rajif mengungkap masih terjadi problem ketidakmerataan jumlah tenaga pendidik dan tenaga kesehatan terutama terjadi antara Kota Yogya dan Sleman dengan Kulon Progo dan Gunung Kidul.
Kondisi yang sama terjadi antara kawasan urban dengan kawasan rural. Ketersediaan fasilitas dan biaya pendidikan yang digratiskan memberi kemudahan masyarakat baik di kawasan rural maupun urban.
“Berbagai program jamsos cukup mampu mengatasi problem masyarakat dalam mengakses pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan, seperti Jamkesda, Jampersal, BPJS, KIS, KIP dan Jaminan Pendidikan Daerah (JPD). Namun, inakurasi data penerima manfaat masih jadi kendala dalam proses penyaluran,” jelasnya.
Sementara itu, Krisdyatmiko, Spesialis Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial IRE, mengungkap bahwa ketimpangan desa-kota di DIY selama ini diperparah oleh kekurangpedulian pemerintah atas kebijakan tata ruang yang belum berorientasi menjamin kehidupan desa agar berkelanjutan.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby