“Kemiskinan di NTT menjadi persoalan lama. Kami dari IRGSC pernah melakukan penelitian di Pulau Sumba. Kondisi paling miris yang dialami warga adalah kebutuhan akan air bersih,” katanya. Bayangkan di salah satu desa, untuk mandi saja kami tanya di salah satu ibu dia jawab untuk mandi hanya butuh air dua gayung.

“Ini kan sesuatu yang memilukan. Di mana peran penentu kebijakan untuk mengatasi masalah kemiskinan ini,” demikian Elcid.

Sebab secara nasional kata dia NTT telah diumumkan oleh BPS daerah dengan penduduk sekitar 5,03 juta jiwa itu menduduki Termiskin ke 3 Nasional dari 34 provinsi.

Sebelumnya dalam Rapat Terbatas (Ratas) perkembangan implementasi program pengentasan kemiskinan pada Selasa, 25 Juli 2017 salah satu agenda adalah membahas data BPS terjadi peningkatan angka kemiskinan sebesar 6.900 jiwa di Indonesia.

Namun bukan disebabkan oleh masalah struktural atau fundamantal tetapi lebih karena keterlambatan penyaluran rastra sehingga mendorong kenaikan harga beras.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka