Jakarta, Aktual.com — Siapa yang tak kenal dengan berbagai mitos yang terjadi pada kawasan ‘Segitiga Bermuda’. Namun, jika belum ada yang mengetahui, Segitiga Bermuda merupakan sebuah wilayah lautan di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil persegi (atau 4 juta km persegi) yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Di kawasan tersebut, tak sedikit pesawat atau kapal laut yang tenggelam, dan hingga kini belum ada yang mengetahui secara pasti apa misteri dibalik hilangnya pesawat dan kapal tersebut.
Kerugian terbesar tercatat yaitu, pada tahun 1945 ketika lima pesawat pembom torpedo Angkatan Laut AS Avenger terbang dari Fort Lauderdale, Florida, untuk Bimini Pulau, dan tak pernah muncul setelah panggilan radio dari 14 orang di kapal. Dan, anehnya kompas mereka berhenti berfungsi. Tiga pesawat penyelamat pun juga menghilang.
Seperti dilansir dalam laman Express.co.uk, menyebutkan, bahwa kebenaran mengenai Segitiga Bermuda yang mampu melenyapkan kapal dan pesawat akhirnya terungkap.
Para peneliti dari Arctic University of Norway menemukan kawah di lepas pantai Norwegia dengan lebar 0,8 km dan kedalaman 45 meter. Kawah tersebut kemungkinan besar terjadi karena ledakan metana bawah laut.
“Beberapa kawah raksasa terdapat di dasar laut area barat-tengah Laut Barent dan kemungkinan hasil dari ledakan gas yang sangat besar. Area kawah tersebut tampaknya mewakili titik api terbesar dari pelepasan metana di Arktik,” ungkap peneliti tersebut.
Dijelaskan oleh ilmuwan Rusia, Igor Yeltsov, bahwa Metana mungkin telah bocor dari ‘kilang’ gas alam dan minyak lebih dalam di bawah dasar laut, yang kemudian menciptakan rongga yang akhirnya meledak, setelah tekanan terlalu tinggi.
Igor selanjutnya memaparkan bahwa Ada versi yang menyatakan bahwa Segitiga Bermuda adalah akibat dari reaksi gas hydrate. Hydrate itu lalu secara aktif terurai dan mendadak meledak seperti reaksi nuklir, memproduksi gas dalam jumlah besar.
“Inilah yang membuat laut panas dan kapal dan pesawat tenggelam di perairan dan telah bercampur dengan proporsi besar dari gas,” papar ia.
Artikel ini ditulis oleh: