“Pedagang ini rata rata warga NU. Makanya kita datangi PWNU. Selain itu, kita juga berharap doa dari para ulama ulama besar NU agar konflik ini cepat selesai.” kata I Wayan Titip.
Wayan mengelak apabila kedatangannya ini dikaitkan dengan politik. Sebab, pedagang sama sekali tidak berhubungan dengan politik.
“Ini murni urusan memperjuangkan hajat hidup pedagang. Kami hanya meminta tolong ke Pengurus PWNU agar bisa membantu perjuangan kami di pengadilan,” lanjutnya.
Seperti diketahui, sejak terbakar pada Tahun 2007 silam, pembangun pasar turi baru terus mengalami sengketa. Terakhir pada tahun 2015 silam, PT Gala Bumi Perkasa terpilih sebagai investor.
Namun, harapan pedagang juga belum terealisasi. Hingga kini, pedagang lama masih berjualan di Tempat Penampungan Sementara yang bersebelahan dengan Pasar Turi Baru. Mereka tidak bisa berjualan di gedung baru, lantaran terkendala biaya besar dan banyak persyaratan.
(Ahmad H. Budiawan)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid