Jakarta, Aktual.com – Menteri Sosial Tri Rismaharani kembali menjadi sorotan publik setelah video kunjungannya dalam rangka meninjau bantuan sosial di lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). Di video berdurasi 2 menit tersebut Risma terlihat memarahi dan berdebat dengan salah seorang mahasiswa yang meminta berdialog terkait penyaluran bantuan sosial yang terindikasi banyak penyalahgunaan.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, bahwa “Komunikasi yang dibangun risma tidak tepat bagi seorang petinggi negara dan perlu dikoreksi karena tidak ada persoalan yang harus diselesaikan dengan marah-marah. Dalam konteks wali kota mungkin cocok”. kata ujang saat dihubungi tim aktual.com, Kamis (14/10)
Ditambahkanya lagi, bahwa bentuk komunikasi politik, ini merugikan Risma sendiri dalam konteks pencitraan dan elektabilitas. Ini kontraproduktif. Populer iya tapi kesannya negatif. Makanya elektabilitas nya tidak pernah naik-naik. Bagi saya, menilai bentuk komunikasi yang cocok untuk Risma dan para pejabat di negara ini adalah bentuk keteladanan, humanis, mencintai rakyat dan stafnya. Kalau ada yang salah mestinya jangan di tuding. Marah-marah Risma tidak membangun simpati sama sekali. karakter “bawaan orok” Risma ini harus di ubah karena tidak baik. Tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dede Eka Nurdiansyah