Jakarta, Aktual.com – Beberapa hari lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita sempat mewacanakan perusahaan ritel modern sebagai pemasok barang warung-warung kecil. Rencana tersebut dianggapnya akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan barang atau kebutuhan keseharian dengan harga yang lebih murah.

Namun demikian, hal tersebut dianggap hanya akal-akalan perusahaan ritel besar belaka. Direktur Kopkun Institute, Firdaus Putra menyatakan, perusahaan ritel besar memang harus melakukan manuver lantaran menemui kesulitan ketika ingin memperluas pasarnya ke sejumlah daerah.

“Hari ini kan beberapa Pemda melakukan moratorium terhadap ritel modern yg berskala nasional kan,” ujar Firdaus ketika dihubungi Aktual, Senin (25/9).

Di beberapa kota, perusahaan ritel besar yang berskala nasional atau internasional memang tengah sulit melebarkan sayap bisnisnya karena adanya moratorium terhadap ritel besar yang diberlakukan oleh otoritas wilayah tersebut.

Moratorium ini di antaranya diberlakukan di Kabupaten Banyumas, Sumenep, Sukoharjo, Kuningan, Sragen, Pangandaran dan beberapa kabupaten lainnya.

“Sekarang nampaknya pengusaha-pengusaha ritel modern nasional merapat ke Mendag lalu memasukkan proposal agar mereka diperkenankan menjadi distributor bagi warung-warung kecil,” tuding Firdaus.

“Nah ini bahasa lainnya kan perluasan pasar,” tambahnya menegaskan.

Lebih lanjut, ia menyarankan agar Mendag lebih memprioritaskan pengembangan koperasi primer dan sekunder sebagai penyangga warung-warung kecil. Hal tersebut, disebutnya akan lebih memberdayakan perekonomian lokal dan memeratakan ekonomi nasional jika dibanding menggunakan jasa perusahaan ritel besar.

“Harusnya kalau Mendag memang mau menolong warung rakyat, maka yang harus dilakukan adalah bangun dan kembangkan koperasi pasar di daerah-daerah sebagai lembaga penyangga dari warung-warung itu,” tandasnya.

Sebagaimana diberitakan pada 19 September lalu, Mendag Enggartiasto Lukita sempat menyebutkan beberapa nama perusahaan ritel besar yang dijadikan kandidat untuk memasok barang atau produk kepada warung-warung kecil.

“Biar Aprindo nanti akan merumuskan ada dua kelompok. Kelompok pertama modelnya Alfamart dengan Indomaret dan kelompok yang kedua model Hypermarket, Hero, Carefour serta Transmart. Semua yang bergerak dalam pasar ritel modern harus berkontribusi untuk bersama-sama dengan pedagang tradisional dan warung,” ungkapnya kepada wartawan di Tangerang, Selasa (19/9).

(Reporter: Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Eka