Jember, Aktual.com – Ada kisah pilu dari tragedi ritual maut di Pantai Payangan Watu Ulo Ambulu Jember, yang terjadi pada, Minggu (13/02) dinihari.
Sebab, dengan meninggalnya Syaiful (35) korban terakhir yang ditemukan tim SAR, rupanya syaiful tidak sendirian, ia berangkat ritual bersama dengan Sri Wahyuni (30) yang tidak lain istrinya, bahkan dari pernikahan keduanya, korban dikaruniai 4 anak dan 1 anak angkat.
“Ada 5 anaknya, yang pertama usia 15 tahun dan masih kelas 2 SMP, yang kedua 12 tahun, yang ketiga 10 tahun, yang ke 4 5 tahun dan yang terakhir masih 3 tahun,” ujar Edo saat menunggu kedatangan jenazah kedua saudaranya Minggu (13/02) siang.
Tak hanya itu, Edo menceritakan jika dirinya maupun tetangganya tidak mengetahui ritual yang diikuti oleh kedua saudaranya tersebut. Ia tahu, bahwa dalam 2 bulan terakhir ini saudaranya mengikuti kegiatan pengajian.
“Ya tahunya kami mengikuti pengajian, baru sekitar 2 bulan, biasanya membawa anaknya yang besar, dan anak-anaknya yang lain dititipkan ke saudaranya, cuma tadi malam semua anaknya ditinggal dalam satu rumah dan tidak ada yang dibawa atau dititipkan ke saudaranya seperti biasanya,” jelas Edo.
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto, yang datang ke rumah duka usai menjenguk korban di Puskesmas Ambulu, tidak kuasa menahan haru saat melihat anak korban yang masih berusia 3 tahun tetap bermain dengan kakaknya didepan Bupati Jember.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati yang didampingi sejumlah kepala juga memberikan bantuan bingkisan dan sejumlah uang kepada anak-anak korban dan diterima oleh perwakilan keluarga almarhum.
“Ini tadi kami memberikan bantuan dan sejumlah uang untuk keperluan anak-anak korban, ada 4 anaknya dan 1 lagi merupakan anak angkat, dan saya kagum meski dalam kondisi seperti ini, almarhum dan almarhumah masih peduli terhadap sesama,” ujar Bupati.
Oleh karena itu, Bupati hendy juga memastikan, bahwa anak-anak korban yang saat ini semuanya menjadi yatim piatu, terpenuhi kebutuhannya dan tidak terlantar.
“Tadi kami cek, ternyata yang bersangkutan masuk dalam PKH, dan anak-anaknya juga mendapatkan KIP, jadi data sudah ada dan selama ini sudah mendapat bantuan, ya tinggal nambahi saja untuk bantuannya, karena saat ini mereka menjadi tanggung jawab kita semua,” pungkasnya.
(Aminudin Aziz)
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi