Jember, Aktual.com – Meski sempat diperingatkan oleh warga setempat, puluhan orang dari rombongan jamaah padepokan Tunggal Jati Nusantara, bersikeras mengadakan ritual di Pantai Payangan dan Watu Ulo Ambulu Jember, Minggu 12 Januari 2020 pukul 00.30 WIB.

Padepokan yang beralamat di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi Jember yang berjumlah 23 orang ini terseret ombak saat menggelar ritual di pantai Selatan tepatnya di Payangan dan Watuulo. Akibat dari peristiwa ini, 12 orang berhasil diselamatkan, dan 11 lainnya dinyatakan meninggal dunia.

Informasi yang berhasil dihimpun, pada Sabtu malam rombongan jamaah Tunggal Jati Nusantara berangkat dari padepokan dengan menggunakan minibus Elf dengan nopol DK – 7526 VF menuju pantai Payangan Dusun Watuulo Desa Sumberjo Ambulu Jember, dan tiba di lokasi ritual pada pukul 23.00 WIB.

Kemudian 23 jamaah ini menggelar ritual di pinggir pantai yang ada di selatan Bukit Samboja.

“Saat itu salah satu saksi yakni Saladin yang mengelola tempat wisata Bukit Samboja sudah mengingatkan kepada rombongan agar tidak ditepi pantai karena ombak sedang besar, namun mereka tetap nekat menggelar ritual,” ujar Kapolsek Ambulu AKP Makruf saat dikonfirmasi Minggu (13/2/2022) pagi.

Saat sedang ritual itulah, tepatnya pada pukul 00.25 dinihari, ombak besar datang dan menyeret seluruh jamaah, atas kejadian ini, beberapa jamaah yang selamat langsung meminta pertolongan kepada warga sekitar, dan menghubungi pihak Polsek Ambulu.

“Kami begitu mendapat laporan adanya orang yang terseret ombak, langsung koordinasi dengan TNI dan SAR, dan jam 1 dinihari kami tiba di lokasi, dan melakukan evakuasi kepada korban yang selamat dan yang meninggal, tadi malam 2 orang ditemukan meninggal dan pagi ini 1 korban meniggal kembali ditemukan,” pungkas Kapolsek.

Berikut daftar jamaah yang dinyatakan hilang saat menggelar ritual.

Kholifah warga Desa Gugut Rambipuji, Bu Syaiful warga Krasak Ajung, Pinkan (13) warga Tawangalun Rambipuji, Sofi (22) warga Botani Dukuhmencek Sukorambi, Bu Bintang warga Gebang Patrang, Arisko (21) warga Dukuhmencek, Musni Warga Sempusari, Yuli warga Panti, Ida warga Rambipuji, Febri warga Bondowoso dan Syaiful warga Krasak Ajung.

Dari data yang ada, semua korban meninggal ditemukan dalam satu lokasi.

(Aminudin Azis)

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi