Jakarta, aktual.com – Habib Husein bin Abubakar Alaydrus Luar Batang, merupaka seorang Wali Qutub yang berasal dari Yaman yang hijrah ke Indonesia tepatnya di Jakarta yang dahulu disebut dengan Batavia.
Perjalanan hidup Habib Husein ketika kecil, cukup memprihatinkan, beliau diasuh oleh ibunya seorang diri, karena ayahnya meninggal sebelum al-Habib Husein lahir.
Untuk membesarkan Habib Husein kecil, ibunya terpaksa bekerja sebagai pemintal benang di perusahaan tenun tradisional, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Ketika sudah menginjak usia remaja, ia belajar agama kepada al-Habib Abdullah Bin Alawi al-Haddad. Walaupun al-Habib Husein masih belia, ia sudah memiliki sifat kasih sayang yang tinggi, terlihat ketika ia pulang dari menuntut ilmu, maka ia sempatkan waktu untuk membantu ibunya untuk memintal benang, dan hebatnya al-Habib Husein dapat memintal benang dengan cepat, karena ia dapat mengerjakan hasil pintalan benang yang seharusnya dikerjakan beberapa hari oleh orang biasa, ia hanya butuh setangah malam saja untuk mengerjakannya.
Ketika beliau dewasa barulah beliau hijrah untuk menyebarkan ajaran islam, pertama ia hijrah ke kota Gujarat yang penduduknya beragama budha, seteleh ajaran islam diajarkan disana, kemudian hijrah ke Asia Tenggara dan sampailah di kota Batavia (Jakarta tempo dulu) pada tahun 1736 M
Di Jakarta beliau mendirikan surau sebagai markas pendidikan islam, yang semakin lama semakin ramai masyarakat yang mendatanginya, karena pada saat itu masih dalam masa penjajahan Belanda, sehingga al-Habib Husein ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintah VOC karena dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan.
Walaupun di penjara, gairah dakwahnya tak menjadi surut, ia ajarkan islam pada orang-orang yang berada di sekelilingnya, sampai-sampai ia bisa menjadi imam shalat di ruang penjara yang lain, sedangkan ia berada di ruang yang terkunci dan ketika kejadian itu diketahui oleh pemerintah belanda, akhirnya mereka merasa takut sehingga al-Habib Husain dibebaskan dari penjara.
al-Habib Husein meninggal di usia muda, dalam buku sepintas riwayat shahibul qutub ia meninggal pada Kamis, 17 Ramadhan 1169 H / 27 juni 1756 M. dalam usia 30-40 tahun, dimakamkan di Kampung Luar Batang, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Kodya Jakarta Utara. (Eko)
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin