Mantan Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, saat diskusi Aktual Forum dengan tema Nasib Perusahaan "Plat Merah" Di Bawah Kebijakan Rini Soemarno di Jakarta, Minggu (13/5/18). Perusahaan BUMN seharusnya bisa menjadi pengerak ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Seperti China, dulu BUMN motornya bibarengi swasta, tapi Indonesia terbalik, dengan segala kelebihan yg terjadi, BUMN kita malah jadi faktor yang memperlambat ekonomi, karena jadi alat kekuasaan dan pengelolaannya tidak profesional. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior DR Rizal Ramli mengaku sangat menyadari akan potensi dan kekayaan alam Indonesia. Ditengah keberlimpahan itu dia melihat garis kesenjangan yang bergitu curam.

Setidaknya terdapat 40 persen masyarakat terkategori sangat miskin. Ditengah keadaan pengelolaan kekayaan negara yang tidak berkeadilan tersebut, Rizal tergerak untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan sosial denga mencalonkan diri sebagai Presiden pada 2019.

“Inilah alasan kenapa saya memutuskan maju jadi presiden,” kata dia, ditulis Minggu (13/5).

Rizal yakin dengan program ekonomi yang akan ia gulirkan, ekonomi nasional bertumbuh hingga 10 persen dalam janga 5 tahun. Dengan pertumbuhan ekonomi yang berbasis kerakyatan, efeknya mengurangi tingkat pengangguran.

“Jepang bisa 12 persen selama 20 tahun. China bisa 12 persen selama 25 tahun, kita juga harus bisa. Kalau itu kita lakukan, pendapatan rakyat naik dari 4.000 jadi 7.500 dolar,” papar dia.

Pada sektor hukum, keberanian menegakkan aturan dan menjamin kepastian hukum merupakan kunci utama untuk menjaga kondusifitas. Karenaya tidakan sogok dan korupsi lainnya menjadi perhatian Rizal.

“Kami akan buang ke (Koruptor) ke pulau malaria, pulau di selatan Kalimantan. Ini sebagai shock therapy,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta