Ekonom senior Rizal Ramli menghadiri undangan Kelompok Tani yang tergabung dalam ‘Sahabat Tani’ pada acara panen raya di Desa Penggalang, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Selasa (13/2). AKTUAL/WARNOTO
Ekonom senior Rizal Ramli menghadiri undangan Kelompok Tani yang tergabung dalam ‘Sahabat Tani’ pada acara panen raya di Desa Penggalang, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Selasa (13/2). AKTUAL/WARNOTO

Jakarta, Aktual.com – Pengamat ekonomi Rizal Ramli angkat bicara mengenai nilai tukar rupiah yang masih belum bergairah dalam beberapa waktu belakangan.

Menteri Koodinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, Indonesia tengah menghadapi tekanan terhadap nilai tukar rupiah dalam sebulan terakhir. Hal ini terbukti dengan intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) agar rupiah tetap di bawah Rp 13.800 per dollar AS.

“Kalau BI tidak habiskan devisa, kurs rupiah terhadap dolar sudah anjlok lebih jauh lagi,” kata Rizal usai mengisi kuliah umum di kampus STIE Ahmad Dahlan di Jakarta, Sabtu (10/3).

Ia pun mengkritik pemerintah yang tidak memiliki arah jelas dalam memperbaiki nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

“Jadi ada kelemahan struktural fundamental, di dalam maupun luar negeri ternyata pemerintah enggak jelas arahnya mau ke mana,” jelasnya.

Hal ini pun saling bertali-temali dengan anjloknya tingkat daya beli masyarakat. Ia mengungkapkan, hingga kini belum ada indikasi tingkat daya beli masyarakat kelas menengah akan bangkit.

“Rupiah anjlok tanda-tanda kebangkitan daya beli masyarakat mengalami tekanan. Sehingga justru semakin memperlambat pertumbuhan ekonomi,” tutupnya.

Reporter: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Eka