Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai jumlah utang yang dimiliki pemerintah Indonesia per Juni 2017 sudah mencapai Rp3.706,52 triliun, atau naik Rp34,19 triliun dari bulan Mei 2017 yang di posisi Rp3.673,33 triliun. Postur (APBN-Perubahan) 2017, penerimaan perpajakan ditargetkan Rp 1.732,9 triliun dan belanja Negara sebesar Rp2.133,3 triliun, artinya ada selisih Rp397,2 triliun. Selisih tersebut tentu yang dibiayai oleh utang.
Menanggapi hal tersebut, Mantan Menteri Negara Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Ramli menyayangkan pernyataan Sri Mulyani yang sangat tidak pantas didengar rakyat.
“Saat ini ekonomi Indonesia memang lagi sakit. Menko perekonomian Darmin dan Menkeu Sri Mulyani ngomongnya sudah ngelantur, hopeless, gak karuan,” ujar Rizal Ramli kepada wartawan di Jakarta, Jumat (28/7).
Menurut Rizal, Sri Mulyani seharusnya bisa mengurangi utang pemerintah dengan cara yang lebih kreatif, cara yang inovatif, bukan dari penambahan jumlah utang.
“Can we reduce debt by innovative means? Is there other financing options beyond increasing govt debt? Kreatif dong, Innovatif lah,” tegasnya.
Untuk diketahui, dalam sebuah diskusi Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menanyakan kepada peserta, shortfall anggaran hampir mendekati Rp400 triliun, maka pos belanja apa dulu yang kiranya akan dipotong pada pertama kalinya.
“Gaji TNI, Polri dan Guru kan enggak mungkin saya potong. Menurut Anda perlu saya potong enggak?,” tanya SMI.
Kemudian SMI pun memberikan pilihan selanjutnya untuk memangkas anggaran infrastruktur yang saat ini memang sedang jadi fokus pemerintah.
“Infrastruktur saya potong MRT, LRT kita berhentikan ya? Mangkrak, Anda macet terus kan enggak apa-apa ya? Pokoknya kan enggak utang yang penting,” tanya SMI.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka