Rizal Ramli

Jakarta, Aktual.com – Pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi) saat ini terus menumpuk utang-utang baru. Dalam 2,5 tahun ini utang pemerintahan Jokowi sudah melonjak sangat signifikan.

Tercatat hingga Mei 2017, sejak dilantik Oktober 2014 era Jokowi- Jusuf Kalla (JK) sudah menambah utang pemerintah mencapai Rp 1.067,4 triliun. Sehingga total utang sudah mencapai Rp 3.672,33 triliun. Sejauh ini, klaim pemerintah penumpukan utang tersebut untuk membiayai infrastruktur.

Namun di mata ekonom senior, Rizal Ramli, penumpukan utang era Jokowi ini karena memang adanya sosok Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) yang gemar menambah utang baru. Apalagi utang-utang tersebut setiap tahunnya harus dibayar bunganya.

Bahkan sektor pajak yang digenjot Sri Mulyani itu tujuannya tak lepas hanya untuk membayar utang-utang itu. Padahal ekonomi sendiri sedang lesu.

“Di negara lain, ketika ekonomi melambat, pajak dilonggarkan. Kalau membaik baru digenjot. Tapi SMI genjot pajak, hanya sekadar uber setoran utang. Ini kebijakan makro ekonmoi super konservatif dari SMI,” jelas Menteri Koordinator Perekonomian di era Presiden Gus Dur ini, dalam akun resmi media sosialnya, ditulis Minggu (16/7).

Dengan kebijakan seperti itu, kata Rizal, yang terjadi di era Menkeu Sri Mulyani ini justru banyak memotong anggaran, serta menaikkan tarif dan menguber pajak yang malah membuat ekonomi melambat.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid