Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior, Rizal Ramli menanyakan sikap bungkam Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengenai kebijakan impor beras yang akan dilakukan oleh Pemerintah.
Rizal Ramli menolak keras kebijakan impor karena tidak sesui dengan kenyataan, yang mana garapan petani menghasilkan dengan baik dan terus memasuki masa panen. Sehingga jika dilakukan impor, sama halnya menumpas para petani dengan menjatuhkan harga gabah yang telah dihasilkan.
“Kok tega? Segitu nafsunya (impor)? Menko Perekonomian kemana?” tanya dia secara tertulis, Minggu (14/1).
Rizal mensinyalir terdapat beberapa tindakan jahat yang ada dibalik kebijakan yang tidak pro petani tersebut. salah satunya adalah adanya komisi yang besar untuk pejabat yang melakukan impor beras.
“Dalam sejarah politik Indonesia, uang paling mudah itu dari impor komoditi. Jadi kalau mau main ya main di gula, beras, kedelai, daging. Duitnya gampang buat dicolong,” kata mantan kepala Bulog itu.
Jadi, kuat dugaan, tambah mantan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya itu, kebijakan impor dilakukan oleh kementerian perdagangan untuk memburu komisi besar impor atau diistilahkan oleh Rizal “Rent Seeker”.
“Pengalaman saya saat di Bulog, Kementerian Perdagangan maunya impor karena ada komisi 20-30 dolar AS per ton, transaksinya semua di luar negeri, akun banknya juga di luar negeri,” ungkap Rizal.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby