Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli (kiri) saat menjadi pembicara di Univesritas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Maluku Utara, Sabtu (2/12/2017). Maluku Utara menjadi lumbung ikan nasional dan pernah menjadi perhatian bangsa-bangsa Eropa dan bisa lebih cepat mensejahteraan rakyatnya jika penghasil ikan tersebut di kombinasikan dengan parawisata. AKTUAL/POOL-M Yasin

Jakarta, Aktual.com – Mantan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli menyatakan penurunan daya beli masyarakat tidak dapat ditutupi dengan cara apa pun.

Rizal menegaskan, masalah ini tercermin dengan adanya penurunan tingkat konsumsi yang saat ini berada di bawah 5%. Padahal dalam beberapa tahun belakangan, tingkat konsumsi masyarakat masih lebih dari 5%.

“Susah dibantah bahwa memang telah terjadi penurunan daya beli. Karena biasanya konsumsi itu tumbuh 5,1%, sekarang tumbuh 4,9%,” ungkap Rizal dalam diskusi ‘Penurunan Daya Beli, Kerjaan Orang Politik atau Benar Adanya’ di Perbanas Institute, Jakarta, Kamis (7/12).

Hanya saja, Rizal mengakui jika hal ini tidak berlaku pada semua segmentasi ekonomi. Masyarakat kelas menengah ke atas, contohnya, dikatakan Rizal masih memiliki cukup uang dan tabungan, tetapi hanya menunda pembelian durable goods, seperti barang elektronik, rumah dan mobil.

“Sementara yang betul-betul terpukul adalah golongan menengah bawah, karena golongan menengah bawah ini begitu daya belinya terbatas, sementara ini itu naik, anjlok,” tegasnya.

Ia pun membantah teori shifting atau pergeseran belanja konvensional ke online sebagai penyebab utama dari penurunan daya beli masyarakat.

“Karena total bisnis online itu hanya dua persen dari total transaksi retail yang mencapai 35 Miliar dollar AS,” ungkapnya Menko Kemaritiman pada 2015-2016 ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby