Jakarta, Aktual.com – Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli memberikan kritikan terkait rencana pemerintah untuk melakukan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa.
“Rakyat hari ini tidak perlu ibu kota baru, tapi butuh presiden baru, terima kasih,” kata Rizal usai mengikuti gelaran May Day 2019, di Tennis Indoor Senayan, Rabu (1/5).
Presiden Konfederensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Saiq Iqbal menambahkan pemindahan ibu kota belum dibutuhkan. Menurutnya biaya Rp400 triliun untuk memindahkan ibu kota lebih baik digunakan untuk kesejahteraan rakyat, terutama buruh.
“Bagi kami kaum buruh (wacana pemindahan ibukota) tidak terlalu urgent, its not necessary, tidak terlalu dibutuhkan. Saya dengar informasinya dananya aja Rp 400 triliun kan lebih baik untuk kesejahteraan,” kata Said yang juga ditemui di acara May Day 2019.
Daripada untuk memindahkan ibukota menurut Said dengan uang Rp400 triliun pemerintah bisa saja mengintervensi pasar, melihat harga kebutuhan pokok yang dinilai Said masih tinggi.
“Lakukan intervensi pasar buat turunkan turunkan harga dasar listrik. Itu Rp 400 triliun kan 25% dari APBN itu, sia-sia,” kata Said.
“Kesejahteraan lebih penting,” tambahnya.
Menanggapi kritikan tersebut, Anngota Tim Kampanye Nasional (TKN), Hendrawan Supratikno menegaskan pernyataan Rizal Ramli itu iseng dan usil. Justru menurut Hendrawan harusnya semua orang bisa melihat penyebab yang menjadi dasar pemindahan ibukota negara.
“Itu orang yang iseng dan usil, ini kan kita harus belajar dari guru-guru besar geografi, sosiologi, dan tata kota itu namanya carrying capacity. Jadi daya topang Jakarta ini sudah memprihantinkan karna faktor ekologis itu tidak mendukung lagi,” ungkap Hendrawan.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan