Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior Rizal Ramli, berbicara terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (24/4). Menurutnya, pelemahan rupiah itu akibat adanya faktor domestik yang jarang diungkapkan oleh pemerintah kepada publik.
Untuk diketahui pada perdagangan mata uang Senin, dolar AS diperdagangkan dikisaran Rp13.900.
“Selain faktor internasional, yang penting faktor domestik ini jarang secara jujur dikatakan, apa itu? Sederhana, itu account defisit,” kata Rizal Ramli di kediamannya, Jalan Bangka IX, Jakarta Selatan, ditulis Selasa (24/4).
“Ekspor tiga bulan negatif tapi bulan ini naik sedikit, terus service payment itu, kemudian kalau account priamary balance atau keseimbangan primer istilahnya itu juga negatif itu membuka Indonesia, Rupiah makin lama anjlok,” katanya menambahkan.
Diungkapkan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu, dirinya pernah memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bakal melemah cukup dalam, namun dibantah beberapa pihak.
“Pada 1996 kami mengeluarkan forecast 200 halaman, kami bilang hati-hati karena ada awan mendung di atas Indonesia jadi krisis, tapi kami dibantah semua analisis internasional, Rizal Ramli nggak benar. Gubernur BI, Menkeu bantah. Padahal kami sederhana (indikator) account defisit Indonesia negatif cukup besar itu pasti bikin rupiah melemah dan utang Indonesia, swasta banyak banget. Kemudian disebut fundamental ekonomi Indonesia paling kuat, fundamental di Asia Tenggara,” papar mantan menteri era Presiden Gus Dur itu.
Dia menambahkan dolar AS sebenarnya menguat hingga Rp15.000, cuma bank Indonesia sudah intervensi di pasar hingga mencapai US$ 6 miliar.
“Kalau kita lihat indikator hari ini account defisit, primary balance defisit, service payment defisit ditambah faktor The Fed dan sudah jebol dua bulan lewat Rp 15 ribu tapi Bank Indonesia sudah intervensi total US$ 6 miliar. Makanya ketahan dan tugas kita benerin, benahi,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: