Arsip foto - Seorang anak bersiap menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 593 yang berlabuh di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara, Kamis (23/1/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/YU

Jakarta, aktual.com – Wakil Sekretaris RMI NU Jakarta, Wafa Riansyah, mengungkapkan bahwa dirinya sempat berkunjung ke salah satu pabrik food tray di China pada Agustus 2025. Dalam kunjungannya itu, ia menyaksikan langsung proses pembuatan food tray yang harganya memang jauh lebih murah dibanding produk lain.

“Jadi waktu kita melihat proses pembuatan (food tray), itu ada campuran minyak hewani yaitu terdapat pada MSDS ini, itu ada lemak babi,” ujar Wafa saat konferensi pers di Hotel Sofyan, Jakarta, Kamis (17/9/2025).

Ia menjelaskan bahwa minyak babi tersebut dicampurkan ke dalam pelumas yang dipakai dalam proses pencetakan food tray. Wafa menyebut pihaknya sempat membawa sampel pelumas itu ke Laboratorium Sucofindo, tetapi hasilnya tak kunjung keluar meski sudah beberapa hari diajukan. Menurutnya, metode pengecekan yang dipakai di Indonesia tidak sesuai.

“Untuk laboratorium di Indonesia tidak bisa mengecek kandungan minyak babi (pada sampel pelumas ini), kemudian kita cek di Singapura ternyata sama metode di Singapura juga tidak bisa,” ujarnya.

Akhirnya, sampel tersebut diperiksa di dua laboratorium di China, dan hasilnya sama-sama menunjukkan positif mengandung lemak babi.

“Jadi hari ini kita menyampaikan, saya Wakil Sekretaris RMI NU Jakarta menyatakan bahwa hasil lab yang kita bawa ke Indonesia dan kita tes lagi ke China itu benar adanya kandungan minyak babi dan itu buat pelumas untuk melembutkan food tray lalu diimpor ke Indonesia,” jelas Wafa.

Ketua PW RMI NU Jakarta, KH Rakhmad Zailani Kiki, turut menegaskan bahwa Asosiasi Pesantren NU mendukung penuh program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto. Namun, ia juga menolak keras impor food tray dari China yang proses pembuatannya melibatkan minyak babi.

“Kami rasa perlu juga diperhatikan mengenai pengadaan food tray, baki atau nampan (untuk MBG) yang perlu diperhatikan dari kehalalan dan kethayibannya,” kata Kiai Kiki di Hotel Sofyan, Jakarta, Rabu (17/9/2025).

Ia menekankan bahwa aspek halal harus dijaga, jangan sampai proses pembuatan melibatkan unsur najis atau haram seperti minyak babi maupun alkohol.

“Terbukti dari hasil dari investigasi kami ya, beberapa orang di antaranya Wakil Sekretaris RMI NU Jakarta Wafa Riansyah sudah ke sana (China) melihat bahwa itu prosesnya (pembuatannya) tidak halal ya, masih menggunakan lemak babi,” ujar Kiai Kiki.

Lebih jauh, Kiai Kiki menyebut bahwa food tray tersebut bukan hanya tidak halal, tapi juga tidak memenuhi standar food grade karena rawan berkarat dan berbahaya bagi kesehatan.

“Kita sangat mendukung (program MBG), dukungan ini kita berikan dalam bentuk keprihatinan, agar ini (program MBG) dibenahi agar menjadi sebuah program yang bagus secara aturan dan juga bagus dari sisi syariat sesuai dengan kepercayaan mayoritas penduduk kita yang memang menjaga betul kehati-hatian dari masalah kehalalan ini dan kethayyiban,” jelas Kiai Kiki.

RMI NU Jakarta menegaskan agar pemerintah segera menghentikan impor food tray bermasalah dari China, demi melindungi konsumen dan anak-anak yang menjadi penerima manfaat program MBG.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain