Jakarta, Aktual.com – Fenomena ‘Rojali’ (rombongan jarang beli) dan ‘Rohana’ (rombongan hanya nanya) kini menjadi tren baru di pusat perbelanjaan modern. Kondisi ini merupakan perubahan perilaku konsumsi masyarakat kelas menengah Indonesia pada tahun 2025.
Kepala Riset Lembaga Survei KedaiKOPI, Ashma Nur Hafifah, menjelaskan, perubahan pola konsumsi tersebut menunjukkan masyarakat lebih sering mengunjungi mal tanpa melakukan pembelian barang.
“Sebanyak tiga dari lima masyarakat kelas menengah pernah pergi ke mal hanya untuk jalan-jalan tanpa belanja,” jelasnya di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, fenomena ini tidak semata karena menurunnya daya beli, tetapi juga perubahan fungsi mal sebagai sarana rekreasi terjangkau. “Mal kini dianggap sebagai tempat healing yang murah di tengah harga kebutuhan yang terus naik dan diskon yang tidak lagi menarik,” ujar Ashma.
Berdasarkan hasil survei KedaiKOPI pada 14–19 Oktober 2025 terhadap 932 responden menunjukkan, mayoritas masyarakat kelas menengah membandingkan harga barang di mal dengan e-commerce sebelum membeli.
“Sekitar 94,5 responden menyebutkan harga dan promo daring lebih kompetitif dibandingkan gerai fisik,” paparnya.
Ia menilai, perilaku tersebut menunjukkan masyarakat semakin rasional dan berhati-hati dalam mengatur pengeluaran. “Literasi keuangan yang meningkat dan kemudahan bertransaksi digital turut mengubah cara masyarakat mengelola keuangan rumah tangganya,” ucapnya.
Selain itu, survei juga mencatat, alokasi pengeluaran masyarakat kini lebih fokus pada kebutuhan pokok dan pendidikan. Sementara, belanja gaya hidup, seperti fesyen dan hiburan mulai berkurang.
“Tren ini mencerminkan adaptasi masyarakat kelas menengah terhadap tekanan ekonomi yang masih berlanjut,” ucapnya.
Namun, Ashma berharap, mal tetap menjadi ruang sosial penting bagi masyarakat perkotaan, meski bukan lagi tempat utama untuk berbelanja.
“Bagi sebagian orang, ke mal kini bukan sekadar konsumsi, tetapi juga cara untuk melepas penat tanpa harus menguras kantong,” tutupnya.
Laporan: Nur Aida Nasution
Artikel ini ditulis oleh:
Eroby Jawi Fahmi

















