Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Hambra menjelaskan, penunjukan direktur baru tersebut merupakan bagian dari agenda restrukturisasi top level PT Pertamina yang diharapkan memberi dampak yang baik dan positif bagi perusahaan.

“Dengan penunjukan ini, kita mengharapkan perubahan mendasar di bidang SDM dan manajemen aset. Penunjukan ini berangkat dari keinginan untuk fokus pada penanganan SDM dan aset di Pertamina yang begitu besar sehingga kinerja perusahaan bisa lebih optimal,” ujarnya.

Menurut Hambra, Pertamina masih dominan di core business-nya. Sementara di sisi non-core terutama optimalisasi aset masih perlu perhatian dan perbaikan yang lebih serius. Untuk teknologi informasi dan perencanaaan harus dibuatkan lebih fleksibel sehingga bisa lebih lincah saat ada kebijakan dalam menata bisnis di masa yang akan datang.

Pada tahun buku 2016, PT Pertamina mencatatkan total aset sebesar USD47,23 Miliar atau setara dengan Rp628,53 Triliun (Kurs Rp13.307/USD), diantaranya terdapat aset tetap senilai USD10,32 Miliar atau setara dengan Rp137,37 Triliun (Kurs Rp13.307/USD) atau 21,85 persen dari total aset.

Dengan pertimbangan besarnya nilai aset tersebut maka kehadiran Direktorat Manajemen Aset diharapkan dapat menjaga dan mengamankan aset dari okupasi pihak ketiga, penyelesaian permasalahan aset tetap, serta meningkatkan optimalisasi aset yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan.

Di kesempatan yang sama Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, penunjukan direktur ini juga terkait dengan tantangan yang dihadapi perusahaan di masa depan.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Wisnu