Jakarta, Aktual.com — Presiden Jokowi diminta untuk selektif memilih sosok, terkait reshuffle kabinet tahap kedua yang kabarnya dilakukan dalam waktu dekat ini.
“Jika pun harus mengakomodasi kekuatan politik, Presiden Jokowi harus selektif memilih sosok politisi yang bisa bekerja dan secara politik punya daya dukung pemerintahannya tiga tahun ke depan,” kata pengamat politik Universitas Lampung, Arizka Warganegara, Jumat (8/1).
menurutnya, sisa waktu tiga tahun sudah tidak lama lagi dan akan terasa singkat jika aspek konsolidasi internal belum bisa maksimal.
Pada sisi lain, evaluasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi secara normatif sah saja dilakukan, mengingat publik juga mesti tahu rapor internal setiap kementerian.
Arizka menyarankan Jokowi agar tidak mempertimbangkan selera politik atau selera pasar dalam melakukan perombakan kabinet.
“Satu sisi memang penguatan komposisi eksekutif versus legislatif jadi pertimbangan, artinya wajar jika secara politik Presiden Jokowi berusaha didukung 50 persen plus satu suara parlemen. Tapi bukan berarti mesti melakukan political atau market taste di atas kepentingan negara,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: