Faktor Jokowi selama ini dianggap oknum oknum partai seolah tidak signifikan kontribusinya buat PDIP. Padahal faktanya, rakyat memilih PDIP dan akhirnya menjadi partai pemenang pemilu dua kali periode berturut-turut setelah hampir 10 tahun menjadi oposisi, salah satu kontributor besarnya adalah Jokowi.

Hal itu bisa dilihat dari kekalahan PDIP dalam beberapa episode pemilihan Presiden ketika menempatkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden.

“Bu Mega saja yang punya partai, dua kali kalah Pilpres tahun 2004 dan 2009 di era rakyat memilih langsung. Artinya rakyat sebagai pemilik suara menjadikan Jokowi sebagai pertimbangan utama untuk memilih Presiden dan kemudian PDIP sebagai partai pendukungnya,” ungkap Roy.

Oleh karena itu Roy menilai wajar jika akhirnya Jokowi melakukan langkah-langkah baru untuk menjamin melanjutkan program dan visi besarnya sebagai presiden.

Roy bilang, Jokowi sebagai orang yang luar biasa sabar, dihina dan direndahkan begitu rupa sebagai Presiden tetap coba menjaga hubungan dengan partainya.

“Saya pernah menganalisa kenapa masih banyak program dan filosofi Revolusi Mental Jokowi, belum maksimal. Salah satunya karena beliau tidak punya “kapal induk” atau partai yang benar-benar mendukung dan memberikan memberikan kewenangan kepadanya sebagai presiden,” kata Roy.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin
Arbie Marwan