Jakarta, aktual.com — Pakar telematika Roy Suryo kembali membuat pernyataan kontroversial terkait keabsahan ijazah dan skripsi Presiden Joko Widodo. Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (22/7), Roy menyampaikan hasil analisis teknis yang menurutnya menunjukkan adanya kejanggalan serius dalam dokumen akademik Jokowi.

“Jadi, ketika kami melakukan gelar perkara khusus pada tanggal 9 Juli lalu. Analisis teknis ijazah dan skripsi jokowi 99,9% palsu. Kenapa saya berani ucapkan demikian? karena kami mendapatkan bahan yang bagus yang saya dapatkan dari fakultas kehutanan UGM,” ucap Roy Suryo.

Ia menyebut bahwa bukti tersebut berasal dari salinan ijazah yang diperoleh dari pihak kampus UGM pada tahun 2022. “Ini yang ditunjukkan ijazah fotocopy, ditunjukkan oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM Dr. Sigit Sunarta pada tahun 2022. Jadi sebenarnya yang bikin ribut kampus UGM melakukan konferensi pers menujukkan ijazah,” katanya.

Roy juga menyoroti tampilan skripsi Jokowi yang menurutnya tidak sesuai dengan standar era 1980-an. “Skripsi Joko Widodo itu hurufnya terlalu modern. Dari skripsi itu di depannya print out yang tulisannya Joko Widodo, di dalemnya kertas lama tidak tau milik siapa,” ucapnya.

Ia menemukan ketidakkonsistenan dalam penulisan nama dosen pembimbing dalam dokumen skripsi tersebut. “Di dalam ketikan itu yang pertama kali disebutkan Dr. Ir. Ahmad Soemitro, tapi di halaman paling awal ditulis Prof, Dr. Ir. Ahmad Soemitro. Skripsi ini dibuat tahun 1985, sedangkan pidato pengukuhan Prof, Dr. Ir. Ahmad Sumitro Maret 1986, jadi pada tahun 85 belum Professor,” katanya.

Roy juga mengklaim bahwa nama dan tanda tangan dosen pembimbing itu pun keliru. “Dan nama Prof. Dr. Ir. Ahmad Soemitro itu salah, yang benar pakai ‘u’ jadi Ahmad Sumitro, terus tanda-tangannya juga itu salah ga sesuai sudah saya konfirmasi ke anaknya,” katanya.

Tak hanya itu, ia juga menyampaikan hasil uji forensik digital terhadap ijazah Jokowi. “Hasil uji ELA menyatakan bahwa ijazah jokowi menujukkan error pada logo dan pas foto,” ucapnya.

Dalam pemeriksaan biometrik, Roy mengatakan hasilnya menunjukkan ketidaksesuaian. “Hasil face comparison diuji dengan foto ijazah dan foto yang sekarang tidak cocok. foto tersebut malah cocoknya dengan Dumatno Budi Utomo,” katanya.

Ia bahkan menyebut dugaan lokasi pemalsuan dokumen. “Indikasi terakhir memang ijazah ini dibuatkan di Pasar Pramuka. ini memang belum final, tapi sudah ada bau-baunya,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain