Nasabah melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan tapcash di Agen 46 terapung KM Dolphin di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Minggu (1/12/2019). BNI memiliki 41 agen yang tersebar di Kepulauan Seribu, 19 diantaranya merupakan Agen BNI 46 terapung. BNI mendukung kegiatan perbankan di Kepulauan Seribu dengan meningkatkan layanan digital bagi masyarakat pesisir. AKTUAL/IST

Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terpilih Royke Tumilaar menyatakan kesiapannya untuk melakukan transformasi di bank milik negara tersebut bermodalkan pengalaman panjangnya menjadi bankir di Bank Mandiri.

Dari Dirut Mandiri Royke Tumilaar “Dilempar” Jadi Dirut BNI

“Sekian lama saya kurang lebih 32 tahun mengabdi di Bank Mandiri, tentunya banyak hal di dalam perkembangan transformasi berkali-berkali yang dilakukan oleh Bank Mandiri. Ini menjadi suatu modal saya untuk melakukan transformasi tentunya di tempat baru yang menjadi tugas saya,” ujar Royke saat jumpa pers secara virtual di Jakarta, Rabu (2/9).

Royke pun akan berupaya membawa BNI menjadi bank yang akan berkontribusi aktif membangun ekonomi Indonesia serta membawa BNI mewakili industri perbankan Indonesia di tingkat global.

“Tidak ada yang spesial di dalam penugasan ini, cuma memang dari pemegang saham tentunya menginginkan adanya suatu perubahan-perubahan dengan tingkat ekspektasi tertentu supaya BNI bisa menjadi kebanggaan yang punya kekuatan dalam transaksi luar negeri, alternative funding, inovasi funding lainnya, yang menjadi kekuatan dari Bank BNI selama ini,” kata Royke.

Ia pun mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan mandat yang diberikan kepadanya untuk menakhodai BNI, apalagi mengingat Bank BNI memiliki sejarah panjang yang telah ikut mewarnai perkembangan ekonomi Indonesia sejak 1946. Ia berjanji akan berusaha menjalankan amanah tersebut dengan baik.

Royke juga menyadari penunjukan tersebut akan membawa konsekuensi yang harus dijalani, antara lain target atau ekspektasi dari pemegang saham, dalam hal ini Kementerian BUMN.

“Target ini menjadi tantangan bagi saya untuk membawa dewan direksi baru dalam sebuah sinergi yang produktif dan strategis untuk bisa memenuhi target tersebut,” ujar Royke.

Untuk itu, lanjut Royke, ia pun tidak akan melakukan perubahan banyak dari strategi yang lama dan akan menyesuaikan dengan ekspektasi para pemangku kepentingan, termasuk karyawan.

Seperti diketahui, BNI diharapkan bisa tumbuh menjadi bank dengan cakupan bisnis internasional, termasuk menjadi bank refferal dan koresponden utama bagi lembaga atau investor maupun bank asing. Untuk bisa menjadi bank seperti itu, dibutuhkan aksi korporasi untuk membesarkan aset BNI, baik organik maupun anorganik, agar akselerasi menjadi bank global bisa cepat terlaksana.

“Untuk itu, kami mohon dukungan dari seluruh insan di BNI, seluruh stakeholder termasuk rekan-rekan untuk bisa mengawal kinerja kami agar dapat memenuhi harapan semua pihak, termasuk para pemegang saham,” katanya.

Terpilih dalam RUPS Luar Biasa BNI pada 2 September 2020, Royke Tumilaar merupakan bankir berpengalaman yang menghabiskan 11 tahun di Bank Dagang Negara dan 21 tahun di Bank Mandiri. Sebelumnya, bankir kelahiran tahun 1964 itu merupakan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.