Denpasar, aktual.com – Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah menyediakan pelayanan pengobatan tradisional dan komplementer berupa akupuntur, energy prana dan hypnoterapi yang dibuka sejak 3 Desember 2019, sebagai  upaya menunjang pengembangan wisata sehat.

“Energy prana ini salah satu pengobatan alternatif, contohnya yang sel kankernya tidak merespon obat, dan ini bisa dipilih sebagai obat alternatif dari pasien itu. Juga mendukung program pemerintah tentang wisata sehat,” ucap Dokter Ketut Ayu,  Penanggungjawab Pelayanan Poliklinik Energy Prana, RSUP Sanglah Denpasar, Kamis (5/12).

Ia mengatakan energy prana berfungsi untuk mempercepat penyembuhan, seperti tekanan darah tinggi. Menurutnya, untuk sakit secara fisik dapat diobati oleh dokter yang membidangi sedangkan bagi psikologi pasien dapat melalui energy prana ini.

“Di sini juga tetap terintegrasi dan komplementer, pihak Kementerian Kesehatan juga sudah berkunjung kesini untuk visitasi jadi kita boleh berdiri sndiri, ada pre-healing yanh bisa dikombinasikan metode pre-healing dengan kedokterannya, terintegrasi dan bisa hanya kedokterannya saja,” ujarnya.

Ia menjelaskan energy prana ini bisa berasal matahari, udara dan tanah, begitu kita mendapatkan energi yang bersih akan mempengaruhi badan kita menjadi lebih enak.

Proses penyembuhan dibagi menjadi beberapa sesi, satu sesi penyembuhan memang spesifik terlihat dari kasus yang dikeluhkan dari pasien. “Kalau kasusnya ringan bisa 15 menit sudah selesai, kalau misalnya kompleks seperti gangguan ginjal, kencing manis, dan kanker bisa samlai satu jam,” ucap Dokter Ketut Ayu.

Sebelumnya pada (4/12) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengunjungi Poliklinik Tradisional dan Komplementer Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah yang baru diluncurkan pada (3/12).

Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI Ina Rosalina bahwa saat ini sedang mengembangkan tentang integrasi pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di suatu pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan ini juga diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional. “Itu sangat mendukung terutama untuk preventif (atau) pencegahan kepada masyarakat sebelum sakit,” katanya.

Ia menjelaskan tujuan utama dari adanya pelayanan ini diharapkan masing – masing pasien tetap bugar dan staminanya tetap terjaga.

Selain itu, pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer sekaligus memberikan peluang untuk memperkenalkan daerah masing-masing tentang pengobatan tradisional di Indonesia.

Model pelayanan kesehatan tradisional telah diterapkan di RSUP Sanglah dan juga RSUD Bangli dan menunjang program Kemenkes tentang wisata sehat.

“Pelayanan ini bisa menyehatkan dilihat dari sisi budaya dan semua itu ada di Undang-Undang dan peraturannya jelas,”katanya.

Pengembangan wisata kesehatan berbasis budaya ini, diterapkan sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Bahwa negara kita ini Indonesia ini, yang kaya akan budaya, adat istiadat semua ini untuk memajukan budaya masing-masing utamanya bidang kesehatan, seperti pelayanan kesehatan tradisional dan jamu,”katanya.[Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin