“Sebenarnya distribusi elpiji 3kg dari Pertamina ke agen dan pangkalan pengecer selama ini berjalan lancar dan sesuai dengan jadwal pasokan yang ditetapkan. Namun persoalannya, kok elpiji 3kg bisa langka di pangkalan. Berarti ada yang tidak beres dalam pendistribusiannya,” jelasnya.

Tamin mengatakan setelah tim yang melibatkan sejumlah istansi terkait turun ke lapangan, ternyata memang ada indikasi bahwa pangkalan dalam menjual elpiji tidak berdasarkan wilayah.

Pihak pangkalan menjual elpiji kepada masyarakat yang bukan di wilayah itu bahkan mereka yang membeli elpiji subsidi adalah warga yang mampu.

“Ya ternyata yang membeli bukan hanya warga miskin, tetapi orang kaya (pengusaha) restoran dan rumah-rumah makan,” kata dia.

Menurut dia, jika seperti itu, selain tidak tepat sasaran, stok elpiji 3kg di pangkalan cepat habis (kosong).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka