Presiden Jokowi disambut Plt. Ketua KPK Taufiqurachman Ruki tiba di gedung KPK , Jakarta, Kamis (9/7/2015), untuk buka puasa bersama Presiden, Wapres dan Pimpinan Lembaga Penegak Hukum. Acara yang juga dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Kerja dan pejabat terkait tersebut untuk mempererat silaturahmi dan sinergi antara aparat penegak hukum.

Jakarta, Aktual.com – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Taufiqurachman Ruki menyebut isu pemberantasan korupsi hanya berdengung ke penjuru Tanah Air menjelang pemilihan presiden saja.

“Jujur, (menurut saya) pemberantasan korupsi jadi konsumsi (jelang) pilpres saja. Bagaimana sesudahnya, nggak strong,” kata Ruki usai acara halalbihalal, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (7/7).

Menurut Ruki, pemberantasan korupsi bisa berjalan dengan baik jika presiden memiliki komitmen yang kuat. Kata dia, tidak peduli Kapolri atau Jaksa Agung sehebat apa, yang penting presiden.

Selain itu, Ruki menyinggung soal Ketua Mahkamah Agung. Pandangan mantan anggota DPR RI ini kalau Ketua MA punya integritas kuat, tentunya akan berimbas pada kasus-kasus korupsi yang ditangani.

“Kita cuma perlu 2 orang yang hebat. Siapapun juga yang menjabat presiden. Kapolri, Jaksa Agung nggak perlu hebat-hebat amat. Kalau nggak hebat-hebat amat, presiden ganti saja. Orang hebat kedua itu Ketua MA. Memang nggak bisa intervensi kasus. Tapi pendekatannya ke hakim akan buat hakim memutus persidangan dengan adil dan benar,” terang dia.

Maka dari itu, sambung dia, di tengah isu korupsi e-KTP dan BLBI yang tengah naik ke permukaan, Presiden Joko Widodo harus menunjukkan kepada rakyat sebatas mana komitmen dia.

‪”Ini saatnya presiden dan ketua MA tunjukan komitmen yang kuat. Nggak lama kok sampai 2019 juga korupsi sudah selesai. Hancurnya republik ini karena korupsi. Untuk berantas kita harus kompak,” pungkasnya.

Laporan: M Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid