Sigi, aktual.com – Banjir bandang yang menerjang Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (28/4), mengakibatkan ribuan jiwa dilaporkan mengungsi ke dataran yang lebih tinggi, sementara sebagian rumah warga terkubur lumpur hingga atap.

Hingga Senin (29/4) pagi, banjir bandang menerjang separuh Dusun I,seluruh Dusun II dan sebagian Dusun III menyebabkan rumah warga terkubur lumpur sampai setinggi atap.

“Waktu banjir pertama sekitar jam tujuh malam rumah-rumah hanya terendam air sampai sekitar betis (orang dewasa),” kata salah satu warga, Sukardi.

Dia mengaku hantaman banjir bandang paling parah diiringi material lumpur dan disertai gemuruh terjadi sekitar pukul 23.00 Wita.

“Untungnya sebelum banjir bandang ke dua warga sudah lari ke gunung menyelamatkan diri. Kalau tidak banyak yang meninggal karena tingginya lumpur sampai di atap rumah,” katanya.

Bahkan, lanjutnya, malam saat kejadian rumah warga sama sekali tidak kelihatan akibat tertutup lumpur yang terbawa banjir dari lereng pegunungan di sekitar Desa Bangga.

“Untung paginya sudah keliatan. Waktu malam pas kejadian rumah tertutup lumpur,” ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan Dakria, warga Dusun II yang merupakan dusun terparah. Beruntung dia dan seluruh keluarganya cepat menyelamatkan diri.

“Kita tinggal memgharapkan bantuan dari pemerintah karena rumah kami habis. Tidak bisa ditinggali lagi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Dia berharap bantuan dari pemerintah daerah, pusat dan lembaga atau yayasan kemanusiaan dapat secepatnya dia terima mengingat saat ini warga hanya bisa berharap uluran tangan dermawan.

“Semoga semua selamat dan tidak ada korban jiwa,” ucapnya beharap.

Sampai saat ini berbagai bala bantuan dari kepolisian, TNI, Badan SAR Nasional (Basarnas) maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi dan Pemprov Sulawesi Tengah serta relawan terus berdatangan.

Mereka mengevakuasi warga ke tempat yang lebih tinggi, membantu menyelamatkan barang-barang berharga dan menyalurkan bantuan logistik berupa makanan.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin