Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah kian anjlok ke level terendah sejak 1998, bahkan pekan ini Rupiah hampir menyentuh level Rp13.000. Anggota Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun mengatakan, ambruknya Rupiah merupakan cerminan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak sanggup meyakinkan pasar.
“Pelemahan rupiah itu berarti tim ekonomi Jokowi enggak bekerja. Kalau saya melihat, ketidakpercayaan pasar ada di tim ekonomi. Kebijakan-kebijakan ekonomi yang belum bisa meyakinkan pasar, sehingga pasar bereaksi seperti itu,” kata Misbakhun saat dihubungi wartawan, Jakarta, Selasa (16/12).
Ia menilai, upaya Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk mengurangi defisit transaksi berjalan belum cukup meyakinkan pasar
“Kenaikan harga BBM saja ternyata tidak cukup untuk meyakinkan pasar. Kalau menurut saya seharusnya Bank Indonesia juga melakukan operasi pasar untuk melakukan stabilisasi. Misalnya, melakukan pembelian dolar (USD),” ujarnya.
Lanjutnya, kabinet Kerja harus berkoordinasi dengan BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD). Sebab, yang memiliki kewenangan untuk mengintervensi adalah BI.
“Ini kan masalah moneter. Kordinasi ini harusnya dilakukan tim ekonomi. Presiden bisa saja berkoordinasi dengan Gubernur BI. Tapi, minimal tim ekonominya bisa Menko Perekonomian atau Menkeu harus melakukan koordinasi,” terangnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















