Jakarta, Aktual.com – Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, para pelaku industri sedang dalam kesulitan untuk mempertahankan bisnisnya ditengah keterpurukan nilai rupiah.
Diketahui saat ini Kurs Rupiah telah berada di level Rp 14.400 per USD pada hal para pelaku industri mematok batas level kurs rupiah di pasar spot berkisar 13.600 sampai 14.000 per USD.
Tidak hanya itu, ternyata asumsi Pemerintah juga meleset. Pemerintah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp 13.400 per USD.
“Kita sebenarnya ingin stabil. Tapi kalau tahun ini terlanjur mengikuti APBN patokannya 13.600. Tapi, biasanya industri ada toleransinya 14.000. Tapi, ternyata 14.000 sudah melewati, ancamannya masih terjadi. Makanya saya katakan industri ini lagi hitung-hitungan,” kata Adhi di Jakarta.
Akibat dari pelemahan mata uang ini, para pelaku industri mamin tengah mempertimbangkan untuk menaikkan harga jual.
“Saya perkirakan pengaruhnya terhadap bahan pokok sekitar 3 sampai 6 persen, tergantung industrinya, jenis bahan kategori pangannya apa. Semakin besar ketergantungan impornya semakin tinggi harga kenaikan pokok produksinya. Ini kita sedang me-review apakah perlu naik harga pokoknya atau tidak?,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta