Jakarta, Aktual.com —  Di Awal pekan ini, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) kembali jatuh menyentuh angka Rp14.000 akibat imbas sentimen pasar terhadap rencana Bank Sentral AS (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga.

Berdasarkan data Bloomberg, pagi ini rupiah berada di level 14.055 per dolar AS. Level tersebut melemah jika dibandingkan dengan awal pembukaan yang ada di angka 14.019 per dolar AS dan juga jika dibanding dengan penutupan pada pekan lalu yang ada di level 13.992 per dolar AS.

Sejak awal perdagangan rupiah diperdagangkan di kisaran 14.019 per dolar AS hingga 14.110 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah telah melemah 13,54 persen.

Menanggapi hal itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengimbau masyarakat agar secara disiplin menggunakan Rupiah sebagai alat transaksional di dalam negeri.

“Transaksi antar penduduk dalam valas masih tinggi, kita harus disiplin menggunakan Rupiah di dalam negeri. Di Indonesia 70 persen dari USD8 miliar, nilai transaksi itu yang harusnya dibayar dalam Rupiah tapi dalam valas, ini yang membuat tekanan‎,” kata Agus di Kantornya, Senin (14/12).

Agus mengakui, sepanjang 2015 tekanan nilai tukar cukup berarti. Tercatat sejak Januari hingga 8 Desember 2015, Rupiah tertekan secara rata-rata 12 persen. Namun dengan dikeluarkannya paket kebijakan I-VII, dirasa telah memberi pengaruh agar Rupiah bisa lebih bertahan.

‎”Survei kami sembilan bulan lalu minat investasi dan berusaha turun sekali, sekarang naik sekali, momentum ini harus kita jaga bersama, semua negara sedang dalam keadaan tertekan karena rencana kenaikan Fed rate,” ujar dia.‎

Artikel ini ditulis oleh:

Eka