Jakarta, Aktual.co — Target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sebesar 5,8 persen mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi global maupun domestik saat ini dinilai cukup sulit untuk mencapai target tersebut.
Kepala Ekonom Bank Danamon, Anton Hendranata mengatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini tidak mudah. Pasar keuangan selama enam bulan kedepan dinilai melemah akibat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang berada di level 7,75 persen.
“Enam bulan pasar financial akan melemah, suku bunga dan Rupiah juga akan ikut terkena imbasnya. Pasar keuangan bergejlak, Rupiah bergejolak sekitar enam bulan,” ujar Anton di Hotel JS Luwansa Jakarta, Rabu (3/12).
Lebih lanjut Anton menjelaskan melemahnya nilai tukar Rupiah sudah terjadi dari dua tahun terakhir. Hal itu tidak lepas dari tingginya terhadap permintaan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri, sedangkan pasokannya minim.
“Dua tahun terakhir Rupiah melemah, lalu menguat, tapi sayangnya di tahun ini tidak menguntungkan. Sehingga tahun depan Rupiah bisa mencapai Rp12.300 per Dolar AS. Bahkan BI tidak bisa berbuat apa-apa, terutama membuat kebijakan Rupiah, karena ini situasinya memang sulit,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka