Ilustrasi-Pegawai Bank menunjukan uang pecahan seratus ribu rupiah dan seratus dolar as

Jakarta, aktual.com – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menilai bahwa melemahnya angka kurs rupiah hingga mencapai level Rp 15 Ribu perdolar disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya yaitu faktor Rusia yang menghentikan ekspor gas alam.

“Melemahnya mata uang rupiah disebabkan oleh data eksternal yang cukup kuat, pasca rusia menghentikan ekspor gas alam ini berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Eropa Ini mengindikasikan bahwa inflasi kemungkinan akan tinggi,” ungkapnya saat dihubungi aktual.com, Rabu (6/7).

Jadi hal tersebut sudah pasti yang menyebabkan ekonomi global mengalami pelemahan. Bahkan menurutnya, Amerika sendiri sedang mengalami inflasi yang sangat tinggi.

“Jadi jangan heran bahwa saham-saham di Eropa ini berjatuhan kemudian mata uang juga mengalami pelemahan. Di Amerika sendiri sangat berdampak terhadap Amerika, di Amerika juga mengalami inflasi yang sangat tinggi,” ucapnya.

Kemungkinan buruk yang akan terjadi jika Amerika memasuki kuartal ke-3 menurut Ibrahim, dolar akan mencapai level 108 yang belum pernah terjadi sejauh ini.

“Jika kuartal ke-3 Amerika sudah resmi resesi, nah ini yang ditakutkan oleh pasar, dolar terus mengalami kekuatan, ada kemungkinan bahwa dolar akan sampai ke level 108. Ini belum pernah terjadi,” ungkapnya.

Walaupun begitu, Ibrahim tetap yakin Rupiah akan kembali ke posisi Rp 14 Ribu per dolar.

“Tapi perlahan, pasti rupiah akan kembali ke posisi Rp14 ribu per dolar,” ucap Ibrahim.

(Rizky Zulkarnain)