Jakarta, Aktual.com — Laju nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini tembus Rp14.000 per USD, pun laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk hingga 5 persen ke level 4.100-an.
Dalam hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapinya dingin. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, perlambatan ekonomi yang terjadi bukan hanya melanda Indonesia, tetapi hampir semua negara mengalami perlambatan ekonomi yang lebih berat. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2015 hanya sebesar 4,67 persen.
“Tetapi perlu saya tekankan, tidak hanya negara kita yang mengalami, hampir semua negara mengalami perlambatan ekonomi yang lebih berat dari kita, negara-negara di dekat kita, tetangga kita mengalami,” kata Jokowi di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Senin (24/8).
Perlambatan ekonomi yang melanda Indonesia dan hampir semua negara ini, kata Jokowi, lantaran pengaruh kondisi ekonomi global, seperti krisis Yunani hingga devaluasi mata uang China, Yuan.
“Baik karena krisis Yunani beberapa bulan lalu, baik karena (rencana) kenaikan suku bunga di AS, baik karena depresiasi yuan di China dan sehari dua hari ini berpengaruh terhadap ekonomi karena ramainya Korea Selatan dan Korea Utara,” ungkap Jokowi.
Lebih lanjut dikatakan Jokowi, perlambatan ekonomi tersebut harus segera diantisipasi bersama. Jangan sampai ada yang keluar koridor dari arah yang sudah ditentukan.
“Hal tersebut perlu diantisipasi bersama, semuanya harus memiliki pemikiran bersama, dan kepatuhan terhadap garis yang akan kita sampaikan, jangan sampai kita sudah berikan garis, ada yang di luar garis,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh: