Jakarta, Aktual.co —  Pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono, MSc, PhD mengatakan Bank Indonesia (BI) harus melakukan sinergi dengan sejumlah pihak untuk mengatasi melemahnya rupiah.

“Melemahnya rupiah hampir berjalan selama empat kuartal dan hal itu bukan persoalan sederhana untuk kembali meningkatkan nilai mata uang kita,” kata Aditya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (30/3).

Menurut dia, nilai tukar rupiah yang rendah terhadap dolar AS karena kondisi perekonomian di negeri Paman Sam tersebut terus membaik, namun kondisi pasar di Indonesia sebenarnya juga memiliki peran untuk meningkatkan nilai tukar rupiah.

“Penguatan ekonomi AS tidak hanya berpengaruh terhadap Indonesia, namun negara-negara lain juga mengalami pelemahan nilai tukar mata uang negaranya masing-masing, meskipun tidak terlalu signifikan,” ucap dosen terbang di salah satu universitas Filipina itu.

Untuk itu, lanjut dia, Bank Indonesia memiliki peran yang penting untuk menjaga kestabilan nilai rupiah tersebut dan harus ada langkah konkrit yang dilakukan bersama pemerintah untuk mengatasi melemahnya rupiah.

“BI tidak boleh melakukan pembiaran terhadap terus merosotnya nilai rupiah di atas Rp13.000 karena hal tersebut berdampak sistemik bagi perekonomian Indonesia,” ucap Ketua Konsentrasi Ekonomi Moneter Fakultas Ekonomi Universitas Jember itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka