Petugas menata uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" di kantor pusat, Bank Negara Indonesia, Jakarta, Kamis (29/12/2016). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 11 triliun untuk kebutuhan Hari Natal dan Tahun Baru 2017. Dalam rangka memenuhi kebutuhan libur panjang tersebut, BNI juga telah mendistribusikan uang rupiah terbitan emisi 2016. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) tak bertahan lama. Terlihat setelah dibuka menguat langsung mengalami pelemahan, kendati masih tipis.

Dipantau dari pasar spot Bloomberg Rabu (1/2), rupiah dibuka di posisi Rp13.349 atau menguat dibanding penutupan kemarin di level 13.369. Namun sampai pukul 08.45 WIB laju rupiah langsung gontai ke level 13.351 atau melemah 18 poin alias 0,13 persen.

Menurut analis senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pelemahan rupiah itu cenderung tipis karena adanya sikap menahan diri pelaku pasar terhadap sentimen yang ada, terutama dari rilis inflasi siang ini.

“Pelaku pasar juga masih merespon negative pelaku pasar terhadap ketidakpastian kebijakan Presiden Trump,” ujar dia di Jakarta, Rabu (1/2).

Menurut dia, pasar tampaknya mencoba mendiskontokan sentimen masa depan ekonomi AS dan hubungan dagang dengan negara-negara lainnya dengan kebijakan Trump saat ini. Kondisi itu akan berpengaruh pada ekonomi AS dan prospek mata uangnya.

“Ditambah lagi dengan perkiraan The Fed masih akan mempertahankan suku bunganya dalam rapat FOMC bulan ini. Oleh karena minimnya sentimen itulah yang membuat rupiah turun tipis meski laju USD juga tidak berpotensi naik,” jelasnya.

Rupiah sendiri di perdagangan hari ini akan berada di level support di kisaran Rp13.358 dan level resisten di rentang Rp13.324.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid