Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3/18). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan tarif impor alumunium sebesar 25%, sempat membuat dollar AS melemah terhadap rupiah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (31/5) pagi, bergerak menguat sebesar 38 poin menjadi Rp13.955 dibanding posisi sebelumnya Rp13.993 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, mengatakan adanya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia insidentil di bawah Gubernur BI yang baru Perry Warjiyo dimana kembali memutuskan untuk menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen tampaknya sudah ‘price in’ dimana pelaku pasar sudah memperkirakan sebelumnya.

“Alhasil, Rupiah pun tidak banyak mengalami pergerakan. Bahkan harapan untuk mengalami kenaikan pun juga tidak terjadi seiring sudah ter- ‘price in- nya sentimen tersebut,” ujar Reza di Jakarta.

Menurut Reza, pergerakan Rupiah lebih banyak merespon negatif kondisi global dimana laju mata uang Euro mengalami penurunan dibandingkan Dolar AS setelah pelaku pasar mengkhawatirkan kondisi politik di Italia.

Ia menuturkan, fluktuasi Rupiah yang cenderung berkurang diharapkan masih membuka peluang Rupiah untuk kembali menguat.

“Selain itu, diharapkan sentimen dari dinaikannya suku bunga acuan dapat direspon positif untuk membuka peluang kenaikan Rupiah,” kata Reza.

Di sisi lain, pergerakan Dolar AS di pasar valas global cenderung berbalik melemah setelah Euro menguat.

Penguatan Euro terjadi setelah adanya potensi dilakukannya referendum dan koalisi partai untuk mengatasi kemelut politik di pemerintahan Italia.

Adapun Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp13.970 per dolar AS dan resisten Rp13.988 per dolar AS.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: