Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 82 poin menjadi Rp12.727 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.645 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa mata uang rupiah kembali melemah terhadap dolar AS seiring investor lebih meminati mata uang Amerika Serikat karena relatif aman dalam menjaga nilai aset di tengah masih melambatnya perekonomian global.

“Di tengah fokus pasar terhadap hasil pertemuan Federal Reserve pada tanggal 16-17 Desember lalu yang rencananya akan di rilis pada Rabu (7/1) waktu Amerika Serikat membuat investor cenderung melepas sebagian aset berisikonya dan memburu aset ‘safe haven’,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/1).

Ia mengemukakan bahwa hasil pertemuan Federal Reserve itu akan menunjukan tanda-tanda kapan dinaikannya suku bunga AS (the Fed). Jika hasilnya menandakan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat maka rupiah berpotensi kembali mengalami pelemahan.

“Namun, jika hasilnya menunjukan kenaikan suku bunga tidak dilakukan dalam waktu dekat maka rupiah diperkirakan mengalami apresiasi,” katanya.

Sementara itu, Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global yang masih lesu telah menimbulkan keraguan akan waktu untuk kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat.

“Kemungkinan the Fed untuk menaikan suku bunga dalam waktu dekat ini cukup kecil di tengah ‘yield’ rata-rata obligasi AS yang cenderung mengalami penurunan,” katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (7/1) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.732 dibandingkan hari sebelumnya, Selasa (6/1) di posisi Rp12.658 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka