Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp13.290 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.315 per dolar AS.
“Penguatan rupiah sifatnya masih ‘technical rebound’, dengan demikian potensi nilai tukar domestik kembali bergerak melemah masih cukup terbuka,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (11/6).
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar sedang menanti beberapa data dari Amerika Serikat diantaranya penjualan ritel bulan Mei dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan.
“Jika kedua data itu dinilai positif pelaku pasar maka potensi dolar AS kembali menguat cukup terbuka dan dapat mendorong lagi harapan kenaikan suku bunga AS,” ktanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar juga masih mencermati perkembangan negosiasi penyelesaian utang Yunani. Negosiasi yang berlarut-larut dapat memberi dampak negatif bagi pasar keuangan di negara berkembang.
Dari dalam negeri, ia mengatakan bahwa pelaku pasar juga sedang menanti data penjualan ritel atau eceran pada bulan Mei 2015. Bank Indonesia memperkirakan Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2015 hanya sebesar 181,2 atau tumbuh 20,8 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan sebesar 22,4 persen (yoy) yang tercatat pada bulan April 2015.
Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar yang memiliki harapan positif akan tercapaianya kesepakatan penyelesaian utang Yunani menopang beberapa mata uang dunia, termasuk rupiah.
Namun, menurut dia, penguatan rupiah masih cenderung terbatas dikarenakan dalam jangka menengah-panjang pasar keuangan global dibayangi oleh kenaikan suku bunga the Fed pada tahun ini seiring dengan perbaikan ekonomi AS yang cenderung berkelanjutan.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (11/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.292 dibandingkan hari sebelumnya (9/6) Rp13.329.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka